Perumda Tirta Pase Jadi Contoh Praktik Baik SDGs Tingkat Lokal, Distribusi AMDK “IELOEN” Via BUMDes

LHOKSUKON – Upaya Perumda Tirta Pase Aceh Utara dalam memproduksi dan mendistribusikan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “IELOEN” mendapat pengakuan nasional dan masuk sebagai praktik baik dalam laporan INDONESIAVNE 2 yang menyoroti capaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.

Inisiatif ini dianggap sejalan dengan berbagai target SDGs, khususnya di tingkat lokal, dan membuktikan bahwa BUMD mampu menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan. Perumda Tirta Pase menyasar lima kecamatan yang belum terlayani jaringan perpipaan, mencakup lebih dari 99 ribu jiwa, dengan angka stunting tinggi dan mayoritas penduduk berpenghasilan rendah—sehingga air bersih menjadi kebutuhan mendesak.

Direktur Utama Perumda, Imran, ST, MSM, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari transformasi perusahaan dalam memperluas akses air bersih, memulihkan aset lama, dan menghidupkan kembali teknologi yang terbengkalai lebih dari 10 tahun.

Untuk mempercepat distribusi dan menekan biaya logistik, Tirta Pase bekerja sama dengan BUMDes sebagai agen distribusi air di desa. Kolaborasi ini mendukung SDG 17: Kemitraan, dengan melibatkan pemerintah daerah, BUMD, dan lembaga ekonomi desa.

Air galon “IELOEN” dijual seharga Rp10.000, jauh di bawah harga pasar, dan memberi margin hingga 50% kepada BUMDes. Ini membuka peluang pendapatan baru dan memperkuat ekonomi desa. Misalnya, satu BUMDes yang menjual 150 galon/hari bisa mendapat margin hingga Rp750.000/hari.

Selain memperluas akses terhadap air bersih (SDG 6), program ini juga berdampak pada peningkatan kesehatan (SDG 3) dan pengentasan kemiskinan (SDG 1), dengan menciptakan lapangan kerja dan menyediakan air bersih murah.

Menariknya, AMDK “IELOEN” diproduksi menggunakan mesin bantuan pascatsunami dari General Electric yang sebelumnya mangkrak selama 16 tahun. Mesin ini direhabilitasi dengan dana internal perusahaan sebesar Rp700 juta, tanpa membebani APBD. Nilai mesin RO tersebut diperkirakan mencapai Rp3 miliar.

“Ini bukan sekadar bisnis air minum, tapi transformasi aset menjadi solusi ekonomi dan layanan publik,” jelas Imran.

Program ini tercatat dalam laporan Bappenas sebagai contoh penerapan SDGs di level lokal yang sukses mengintegrasikan aspek kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan tata kelola desa dalam satu model bisnis inklusif.

Seorang pejabat Bappenas menegaskan, “Air bukan hanya kebutuhan, tapi alat pemberdayaan desa dan pembangunan lokal yang mendukung tujuan global.”

Dengan cakupan layanan yang kini menjangkau lebih dari 25% masyarakat Aceh Utara, Tirta Pase terus memperluas distribusi hingga ke wilayah-wilayah terpencil, menjadikan program ini sebagai model yang layak ditiru oleh daerah lain.

𝐈𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢 & 𝐏𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐚𝐧
📲 +62-81167-22384
Instagram : @Tirta_pase
Youtube : / @tirta Pase
Website : www.tirtapase.com
Email : admin@tirtapase.com
Facebook : facebook.com/Tirtapase.acut
Tiktok : tiktok.com/@Tirtapase

Bagikan halaman ini